Guru berinisial RM dan korban MBP serta orangtuanya sudah dipertemukan dalam forum mediasi dengan Komite Sekolah SD Negeri Desa Cempedak Lobang di Kecamatan Sei Rampah. Disaksikan Kepala Sekolah, Nurmide Pakpahan.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai, Joni Walker Manik, membenarkan kabar perdamaian itu. Kedua pihak bahkan membuat pernyataan yang menyepakati kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan.
Baca Juga : Prediksi Sampdoria vs Inter Milan 18 Maret 2018
Joni mengaku bersyukur atas hasil mediasi itu tetapi dia menegaskan bahwa perdamaian tak membatalkan sanksi kepada RM. Si oknum guru tetap disanksi dengan dipindahtugaskan ke tempat lain, sementara Dinas masih mengkaji hukuman lain yang tepat.
"(perdamaian) tidak (membatalkan sanksi kepada RM). Tidak layak, tidak menutupi, dan tidak mendukung. Makanya saya pindahkan langsung," kata Joni dihubungi VIVA dari Medan pada Kamis siang, 15 Maret 2018.
Muntah-muntah
Seorang murid berinsial MBP dihukum dengan cara tak manusiawi oleh guru RM. Peristiwa itu terjadi Jumat, 9 Maret 2018. Hukuman dipicu gara-gara MBP tidak membawa apa yang disuruh gurunya berupa membawa tanah kompos untuk dijadikan taman bunga sekolah.
RM pun menghukum MBP dengan menyuruh bocah itu untuk menjilat kakus di sekolah. Belum selesai menjalani hukumannya, MBP langsung muntah-muntah. Kejadian itu didengar oleh orang tua MBP dan melaporkan peristiwanya kepada pihak sekolah.
Baca Juga : Prediksi AC Milan vs Chievo Verona 18 Maret 2018
Si guru berinisial awalnya mengajar di SD Negeri di Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah. Sekarang dia dipindahkan ke Unit Pelayanan Terpadu kecamatan setempat.
Pemindahan tugas sebenarnya bukan sanksi final untuk RM. Dinas masih mengkaji kasus kekerasan di sekolah itu untuk ditentukan sanksi yang tepat, misalnya penundaan jabatan hingga sanksi administrasi.
DAFTAR SEKARANG JUGA
DAN DAPATKAN BONUS DEPOSIT AWAL 30%
DENGAN CARA ISI FORM DI BAWAH INI